CARA CEPAT MENULIS PUISI SEHARI
CARA
CEPAT MENULIS PUISI SEHARI
Ada
salah satu penyair mengatakan, bahwa untuk menghasilkan puisi mesti waktu yang
lama, terkadang ada yang sampai satu minggu, 1 bulan, bahkan satu tahun.
Mengapa? Karena untuk menulis satu puisi itu tidak gampang seperti kita makan
nasi, sekali lapar langsung tanpa sisa.
Lha, bagaimana dengan zaman sekarang
semua serba cepat? Tentunya banyak event bertebaran dalam waktu dekat. Gampang!
Saya juga seperti itu kok. Biasanya di medsos seperti FB, WA, BLOGGER, IG, dan
sebagainya pasti kita jumpai event baik tingkat kelas bawah sampai kelas atas,
itupun waktu yang ditentukannya relatif dekat. Saya pun juga seperti itu,
kadang nulis ngebut sehari semalam untuk menulis dengan tujuan menjaga
konsisten menulis.
Di
sini, saya akan menguraikan beberapa tips bagaimana menulis puisi cepat dalam
sehari. Mengapa puisi? Tunggu tanggal mainnya ya. Pasti nanti akan dibahas pada
minggu depan tentang kepenulisan yang lain. Saya sengaja mengawali puisi,
karena ada yang mengatakan bahwa puisi adalah karya tersulit. Maka saya
memiliki tantangan untuk teori menulis puisi terlebih dahulu. Jika, sudah paham
akan mudah menulis karya lainnya.
Sebelum
saya bahas secara mendetail. Silahkan siapkan kertas dan bolpen agar setelah belajar
berteori maka langsung belajar peraktek.
1.
Membaca Satu Puisi Penyair Terkenal
Mengapa harus membaca? Nah, perlu kalian pahami penulis hebat
lahir dari pembaca yang hebat. Mustahil, jika ada penyair lahir tanpa membaca,
emangnya dia menemukan ide dari mana. Membaca di sini bersifat universal
(umum), artinya jika ada event puisi bertema rindu. Maka kita cari puisi
penyair yang membahas rindu. Kemudian, nikmati puisinya seolah kalian yang
berada di dalam ide puisi itu. Pertanyaannya, bagaimana jika saya membaca tapi
tetap tidak mengerti? Kan saya sudah bilang, nikmati saja puisinya. Masalah
mengerti atau tidaknya itu urusan Tuhan. Tuntutan manusia adalah membaca bukan
mengerti.
2.
Menulislah dari yang Terdekat
Banyak saya temui khususnya penulis
pemula menulis puisi tanpa ada unsur emprimis (pengalaman). Jika kita baca
puisi penyair terkenal, seperti puisinya Chairil Anwar, semua puisinya pernah
dia alami, rasakan, nikmati sehingga karyanya seolah hidup meski penulisnya
sudah tiada. Sementara, penulis modern saat ini terbalik, malah menulis tanpa
ia rasakan sehingga karyanya saja terasa hambar jika dibaca. Biasanya, dapat
diketahui melalui diksinya, semisal: ada kata salju, lumba-lumba, dan segala
sesuatu yang belum dipengalami selanjutnya. Hal itu menurut saya terlalu sulit
untuk menjangkaunya. Kenapa tidak mengambil yang terdekat saja kan banyak.
Dengan demikian, karya yang kita lahirkan dengan sempurna.
3.
Membuat Judul Menarik bukan Kesimpulan
Ternyata membuat judul terkadang
mudah-sulit. Ada pula ekspresi penyair, menulis terlebih dahulu baru membuat
judul atau membuat judul lalu menulis. Tinggal kita mau pilih yang mana,
tergantung minat kita. Lha, seperti
apa judul tapi memberi kesimpulan? Yaitu, judul yang apabila pembaca lihat
sudah tahu isi puisinya. Misal, Engkau
Purnama dalam Hatiku. Coba kalian pandang judul itu, apa kiranya yang ada
dibenak kalian. Pastinya akan berbicara cinta pada seorang wanita. Coba
bandingkan dengan judul puisi penyair Madura D. Zawawi Imron Rembulan Tersusuk Ilalang. Kalian akan
menafsirkan seperti apa. Ada penyair lain mengatakan bahwa judul itu mengarah
pada pornografi tapi isinya gak. Tentunya, masih bayak lagi penafsiran tentang
judul itu. Maka, di sini pentingnya penyair membuat judul yang bisa menarik
pembaca penasaran untuk membaca puisinya, bukan lihat judul tapi sudah paham
maksud isinya.
4.
Membuat Kata Kunci
Pertanyaannya, apa kata kunci ? Kata
kunci adalah kata yang bisa membuka imajinasi kalian agar nantinya cair. Jadi
khusus penulis pemula, kata kunci di sini sangat penting dengan tujuan puisi
yang dilahirkan tetap terkonsep. Jika kalian mengikuti lomba cipta puisi pasti
akan berhadapan dengan puisi spontan, yaitu puisi yang ada kata kuncinya dan
semua kata itu harus ada semua dalam karyanya. Lha, kalian buat kata kuncinya terlebih dahulu maksimal lima saja,
semisal: daun, sungai, manusia, ikan, dan awan. Biar lebih gampang nantinya,
kata kunci itu kalian mabil dari yang terdekat kita. Dan kata kunci itu harus
ada semua dalam karya kalian.
5.
Menulislah dengan Perasaan
Jalaluddin Rumi mengatakan,
“Menulislah dengan perasaan maka pembaca akan membaca dengan perasaan pula.”
Ini yang menjadi kunci penyair hebat dalam menulis puisi. Kenapa mesti dengan
perasaan? Karena sejatinya, puisi itu adalah karya suci. Tergantung kita mengarahkan
puisi itu kejalan yang mana. Melalui perasaan puisi akan mudah tersentuh pada
hati pembaca dan pembaca akan menimakti alur puisi kita.
Nah, hanya itu teori sederhana menulis
puisi secara umum. Jika dikrucut lagi teori puisi banyak, ada rima irama,
tepografi, majas, imaji dan lain-lain. Itu semua akan dibahas nanti jika ada
waktu untuk saya menulis. Semoga bermanfaat.
Pamekasan, 16 September 2018
0 Response to "CARA CEPAT MENULIS PUISI SEHARI"
Posting Komentar