Cinta: Sebuah Inovasi Kehidupan
Cinta:
Sebuah Inovasi Kehidupan
Putus
cinta itu tidak sakit. Yang sakit itu putus tapi masih cinta
(Mario Teguh)
Ada hal menarik
bagi saya mengulas pertakaan Mario Teguh tersebut. Jika saya boleh berkomentar,
apa salahnya manusia bercinta, tho
sudah ketentuan Undang-Undang Alam dalam Al-Quran, Hadist, Ijma', atau
kitab Salafussholeh bahwa cinta dan manusia adalah hal yang tak bisa dilepaskan
atau hancurkan. Mengapa? Karena, Tuhan Maha Cinta dan menciptakan manusia agar
rasa kehidupan ini dapat berkembang tergantung pola desain perasaannya.
Misalnya, saya ingin membuat gorengan tahu isi. Sebelum menggoreng saya
berpikir lebih jauh akan didesain seperti apa tahu ini. Jika seperti biasa, apa
susahnya tapi sulit laku dijual. Maka saya akan mendesain bunga di atas tahu
isi. Bunga itu sebagai penarik selera
pelanggan. Dari contoh di atas, seandainya saya tak penuh cinta membuat
tahu isi maka kualitas tahu tak ada bedanya dengan seperti biasa. Disinilah
pentingnya Tuhan menciptakan cinta atau perasaan pada manusia, tiada lain
sebagai penunjang inovasi kita.
Pertanyaannya
sekarang, bagaimana seorang putus cinta. 'Kan dia merasa hidup ini sempit tak
ada yang bisa membatunya untuk berinovasi, malah semakin hari berkurang?
Pertanyaan ini yang sering saya terima saat teman bercurhat. Saya pernah
mengalami hal serupa, apabila seorang merasakan manisnya cinta secara langsung
akan mengalami juga pahitnya derita cinta. Seolah dunia ini sempit, hanya saya
sendiri. Tapi apa sependek itu pemikiran kita? Apa benar dunia ini benar-benar
sempit? Ayolah, jangan pakai pemikiran tempurung. Anda mungkin tahukan
ceritanya kodok dalam tempurung. Jika kodok itu sombong, malah kamu menderita.
Nanti bisa tersadar saat keluar dari tempurung itu, lalu melihat dunia yang sungguh
luas nan indah. Nah, kalian yang putus cinta jangan mempersempitkan keadaan
jika kalian ingin hidup tentram. Jika sudah putus tinggalkan saja. Buat apa
dipertahankan. Berarti dia bukan jodoh yang Tuhan takdirkan. Dan yakinlah,
Tuhan tidak akan menguji hambaNya di luar batas kemampuan kita dan akan ada
jalan misteri Tuhan yang lebih dari sebelumnya.
Saya akan mengulas
perkataan Mario Teguh di atas. Bukannya putus cinta itu sakit? memang, tapi ada
yang lebih sakit lagi, yaitu putus tapi masih cinta. Gambarannya seperti ini.
Pertama, saya putus dengan wanita. Saya sakit, itu jelas. Tapi saya masih
nerimanya bahwa wanita itu bukan pemberian Tuhan untuk saya miliki. Kedua, saya
putus dengan wanita. Saya masih mencintainya, mengarapkannya, jika seandainya dijual
maka saya akan menjadi pembeli pertama. Sampai kapanpun perasaan itu ada, meski
wanita itu dipinang orang lain. Ini namanya sakit berlipat-lipat. Sakit putus,
ditambah dengan sakitnya dipinang orang lain.
Dari contoh saya
buat sudah dalam pikiran kita bagaimana gambaran sakit sementara dengan sakit
berlipat. Saya pernah merasakan itu semua, tapi cepat-cepat keluar dari problem
sakit berlipat. Untuk apa dipertahankan jika dia tidak ada cinta lagi? Mengapa
tidak memilih wanita lain!
Diakui atau tidak cinta
yang anda miliki bukan hanya pokus pada satu objek saja. Anda boleh memilih
cinta lawan jenis manapun anda sukai.
Tidak ada aturan cinta pra nikah. Anda bebas memilih, karena kita bukan dunia
Siti Nurbaya lagi. Tapi, perlu anda ketahui, cinta akan ada aturan jika akan
diucapkan setelah Ijab Qobul. Secara langsung, laki-laki bersumpah di depan
penghulu, saksi, orang tua dan orang yang hadir bahwa cinta anda hanya untuk
istri seorang. Di sinilah aturan akan berlaku. Bagaimana aturannya, yaitu
pertama, cinta pokuskan pada objek (isteri atau suami), kedua, berinovasi dan
ketiga berekspresi. Ketiga aturan ini memiliki ketersambungan satu sama lain.
Misal, cinta kita sudah terpokuskan pada objek, maka ada inovasi yang tidak
pernah dilakukan pra nikah kemudian, baru kita berekspresi secara bebas
terhadap lawan jenis sah kita. Bagaimana jika dilanggar? Tentu ada hukumnya,
yaitu Tuhan yang akan menghukumnya sebab Tuhan membeci orang menyia-nyiakan
cinta. Bisa jadi, setelah ini anda tidak akan menemukan cinta lagi.
Oleh karena itu,
Tuhan memberikan cinta tiada maksud selain sebuah inovasi bagi hambaNya.
Inovasi ini yang dapat meneruskan jejak para nabi terdahulu. Jika ada cinta
tapi tak berinovasi, maka sulit digambarkan bagaimana nasib seorang itu. Allahu
a'lam
Pamekasan,
16 September 2018
0 Response to "Cinta: Sebuah Inovasi Kehidupan"
Posting Komentar