Umur Ummat Islam Tidak Sampai 1500 H ?


Umur Ummat Islam Tidak Sampai 1500 H ?
(Respon Tulisan Essai Kristina Kelas X-Agama/2)
           
           Pertemuan rutin adalah momen yang sangat ditunggu para Kokkonang untuk memadukan perbedaan pemikiran dalam mencari kesimpulan. Dalam pertemuan rutin ini memiliki sistem obrolan yang dipandu oleh fasilitator agar tidak keluar dari konsep pembahasan baik seputar individualis, politik, biroprasi, perbandingan agama, filsafat dan lain-lain.seperti biasa, pertemuan ini bertempat di masjid baitussalam bagian selatan sementara topik yang diusung yaitu”Umur Ummat Islam Tidak Sampai 1500 H” timbul dari pemikiran dolala yang menemukan di grub WA.
            “Kenapa makin banyak saja kasus-kasus bermunculan tentang agama?” tutur dolala di tengah kepusingan atas terkatung-katungnya isu umur umat islam.
            “Apa yang bermunculan, Don?” Dolali balik bertanya.
            “Ya, kasus-kasus tentang agama islam ini. Setiap hari kuantitas polemik semakin bertambah. Satu kasus belum terselaikan malah ditambah kasus lainnya: soal penistaan agama ribut, domestrasi Habib Riziq ribut, HOAK ribut, mau terpilihnya Anis Gebenur DKI Jakarta sebagai provokator Wahabi ribut, isu umur umat islam ribut...”
            Hening seketika.
            Kalau kasus semakin bertambah besar kemungkinan islam akan semaput ibarat orang memikul batu bara di punggungnya semakin ditopang maka orang tersebut tidak akan bertahan lama terkecuali ada orang lain yang mengurangi bebannyadan memberi motivasi pada orang tersebut maka ia akan berjalan meski merasa sakit di punggungnya. Begitulah islam saat ini kasus malah ditambah-tambah sementara minoritas muslim-berkisaran satu atau dua orang-mungurangi bebannya. Mereka lebih memprioritaskan duniawi-material dan hedonisme-kapitalisme sedangkan ulama-ulama terdahulu lebih mementingkan prokdutivitas-kreativitas dan emosionalitas-spritualitas sehingga islamnya dulu dan islamnya sekarang jauh berbeda dari eksistensi ketauhitan dan kesakralan keislaman.
            Suasana berubah dan bertanya-tanya.
            “Saya mendengar umur umat islam ribut. Ada apa dengan islam?” tangkas Sugember balik bertanya pada dolala.
            “Pertama, saya dapat kabar dari grub WA kalau umur umat islam tidak sampai 1500 H sementara umur sekarang 1438 H masih tinggal 62 tahun lagi kita hidup di dunia ini. Kedua, indikator penyebab isu tersebut bisa di lihat dari gejala alam dan manusia. Hal itu menjadi manifestasi (bukti) bahwa kiamat telah mengintai kita. Dalam berbagai hadist Nabi SAW tandanya kiamat bisa dilihat dari banyaknya gedung pencakar langit, maraknya perzinaan secara terang, maraknya minuman keras, maraknya penyanyi wanita dan lain-lain. Para pakar hadist memprediksi tentang usia umur umat islam: pertama, dari Ibnu Hajar As- Qolani memprediksi sampai 1476 H. Kedua, dari Imam As-Syuyuti memprediksi sampai 1478 H. Ketiga, Imam Ibnu Rajab Al Hambali memprediksi lebih dari 1400 H namun tidak sampai 1500 H. Dari ketiga ulama tersebut hanya memprediksi bahwa kiamat sudah dekat dengan membaca dari tanda-tandanya.
            “Kajian ilmiah pakar IPTEK di timur dan barat sudah 100% membenarkan peringatan Rosulullah 14 abad yang lalu. Badan meteorologi dan geofisika menyatakan bahwa akan terjadi kemarau panjang yang akan melanda dunia. Diperkirakan kemarau panjang tersebut dimulai tahun 2019 sampai 2022 sementara cadangan air dunia saat ini tersisa 3% saja. Dalam hadist kisah Tamim Ad-Dari, kuarnya Dajjal ditandai dengan keringnya danau Tabarriyah (Tiberias), keringnya mata air Zughar dan pohon kurma di Baisan tidak berbuah lagi. Jika mengikuti perkembangan informasi ketiga tanda tersebut sudah nyata. Dua tahun pohon kurma di Baisan tidak berbuah lagi, semakin minusnya mata air Zughar dan paling mencegangkan adalah surutnya air di danau Tiberias Israel sehingga pemerintah Israel sibuk mencari sumber mata air.
           
“Maka dari itu, semua data ini dapat saya simpulkan: pertama, sebagai alarm atas dosa-dosa kita. Kedua, keluarnya Dajjal semakin dekat. Alam ini sudah berusia senja, ya wajar kalau sebentar lagi akan mati. Kalau dikalkulasikan manusia hidup di dunia ini rata-rata berkisaran 60 tahun sementara umur saya dan kalian berkisaran 17-18 tahun. Tentunya kalau umur kita sampai pada hari kiamat mungkin anak kita nanti.”tutur Dolala soalah ia adalah pakar peneliti dunia.
            Dari penjabaran materi Dolala  semua para Kokkonang menelan ludah bahkan bulu kulitnya merinding ketakutan. Bagaimana mungkin waktu sesempit ini akan sampai pada hari kiamat yang telah dilukiskan dalam al Quran surah al Qoriah. Yauma yakununna stukal farasyil mabstus. Wataqunul jibalukal ihnil mampusts. Pada hari itu manusia seperti laron bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
            “Astaghfirullahal Az`him.” Serempak riuh renda para Kokkonang penuh kekesalan.
            “Mampukah dalam sesempit waktu ini kita menghadapi kehancuran!” berkata Dul Haddat.
            “Mampu dong, dalam kurun waktu panjang kita mampu berjalan untuk sampai pada tujuan apalagi dalam waktu dekat kita berlari untuk sampai pada kemurahan Allah” tandas Marahasan mencoba angkat mulut sedari tadi diam seribu bahasa.
            “Kalau kita lari pasti keseleok. Dan hal itu kita gagal mendapat pengampunan Allah” sanggah Juha. “Dalam bahasaku lari tertupi matanya” tanbahnya.
            “Itu bahasamu!”
            “Lantas kalau bahasamu bagaimana?”
            “Lari batin dan lari pemahaman menuju eksistensi pintu taubat. Meskipun mata tertupi pasti hati menunjukkan jalan yang kita lalui.”
            “Jangan bersufi-sufi dulu dong, ini diskusi agama!”
            “Bukannya bersufi-sufi. Apa yang kusebut adalah hati. Hati adalah sopir segalanya maka ketika hati dapat kita kendalikan tubuh dengan sendirinya kita arahkan...”
            Marhasan meninggalkan para Kokkonang untuk mengambil kitan Fathul Barri di kamarnya. Ia teringat penjelasan ketiga imam yang memprediksi umur umat islam tidak sampai 1500 H. Lima menit Marhasan kembali ke tempat area obrolan para Kokkonang dan ikut menggerundel bersama mereka tentang masala bertingkat-tingkat.

            “Mari kita renungkan hadist Nabi bahwa umur umat islam seperti waktu asar sampai tenggelamnya matahari” berkata Marhasan. “Di lingkungan kita azan asar jam 15.00 dan berakhir sampai matahari ternggelam jam 17.30 berarti kalkulasi waktunya dua jam setengah. Itulah gambaran  umur umat islam saat ini sangat sedikit dan waktu itu sangat berbahaya kalau tidak digunakan sebaik mungkin. Seumpama kita tidur setelah asar lalu bangun ketika matahari tenggelam maka tubuh kita akan mamong (stres) namun kalau digunakan untuk ibadah jauh lebih besar pahalanya dibanding waktu lainnya setelah waktu sepertiga malam. Oleh karena itu, sesempit umur ini kita gunakan untuk intropeksi diri tentang dosa-dosa yang kita lakukan. Kita hidup 62 tahun lagi-seumpama-sementara satu hari kita layaknya satu bulan bersenang-senang maka beberapa waktu kita buang percuma sedangkan kehancuran semakin mendekat.
            “Menanggapi persepsi ketiga ulama tersebut saya tidak setuju. Islam akan hancur setelah mengalami kemajuan dan saat ini islam berproses menuju kemajuan buktinya makro Tahfidz dan Tahfizhoh di seluruh penjuru dunia dan orang non muslim berbondong-bondong masuk islam setelah mengetahui kekuasaan Allah. Saya tidak menklaimburuk terhadap  ketiga ulama tersebut tetapi hal itu sekedar asumsi dari proses ijtihadnya dan kalau pun salah akan mendapat satu masalah. Saya mencoba untuk merasionalkan semua pendapat tentang 1500 H umur umat islam dengan dikurangi peristiwa-peristiwa sebelum terjadinya kiamat: pertama, tempo 120 tahun setelah matahari terbit dari barat. Kedua, tempo 40 tahun keberadaan Nabi Isa setelah terbunuhnya Dajjal. Ketiga, tempo 3 tahun Nabi Isa menggantikan kepemimpinan seorang lelaki Bani Tamim. Keempat, tempo 100 tahun orang beriman diwafatkan melalui hembusan angin baik. Jadi totalnya adalah (120+40+3+100=263 tahun) kesimpulannya umur umat islam berakhir setelah melalui (1500-263=1237) alias semua peristiwa besar muncul pada tahun 1237 H sementara sekarang 1438 H. Disinilah rancunya pendapat tersebut apalagi dilihat dari tandanya kiamat sebelum muncul.
            “Beginilah akibatnya kalau memandang sebelah mata. Menurut Ibnu Rajab Al-Hambali hadist tersebut disampaikanoleh Nabi sekedar sebagai perumpamaan dan perumpamaan itu cederung bersifat longgar, sehingga tidak bisa menjadi sumber hukum (Hujjah) dalam masalah fiqih.[1] Artinya, hadist ini menyeruh pada manusia agar bersenan tiasa bersiap diri dan mengerjakan amal ibadah yang banyak. Maka demikian pula halnya mengharap agar manusia yang tertidur kembali terjaga, manusia lalai dalam agamanya menjadi kembali sunnah Rosulnya dan kita mengharap Allah dalam keadaan ridha dan meridhaiNya. Kapan terjadi kiamat nabi saja tidak tahu sampai ditanya oleh malaikat Jibril tentang kapan kiamat nabi berkata yang ditanya lebih tahu yang bertanya.” Berkata Marhasan seolah ia adalah mufasir hadist kontemporer.
            “terus apa artinya informasi ini bagi kita?” bertanya tanya sugambar.
            “keluarnya dajjal sangat dekat dan munculnya imam mahdi berada di tengah tengah kita tanpa kita sadari” tegas juha sebagai penutup obrolan seputar isu islam.
            Malam semakin larut dan rahmat bertebaran pada setiap insan dan berfikir dan berenung tentang ciptaan Tuhan. Penutup pertemuan rutin para Kokkonang ditutup dengan doa dan dipimpin oleh juha agar semua ummat islam terlindungi dan sadar atas tanda tanda kekuasaan Tuhan.
Gapura, 27 Februari 2017

______________
Sumber rujukan:
1.      Grub WA IPNU dan IPPNU Ranting Gersik Putih
2.      Kitab Fathul Barri
3.      Kitab Tajridus Sharikh




[1] Fathul Barri Ibnu Hajar just 2 hlm 250

0 Response to "Umur Ummat Islam Tidak Sampai 1500 H ?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel